Senin, 20 Oktober 2014

PENGOBATAN MALARIA

Selama beberapa dekade telah ditemukan beberapa jenis obat yang terbukti dapat ‘meredakan’ sakit malaria. Kata ‘meredakan’ digunakan karena kenyataannya penyakit malaria adalah penyakit yang sangat sulit disembuhkan secara total, hal ini dikarenakan parasit plasmodium yang menjadi penyebab penyakit malaria bersembunyi di dalam hati (liver) manusia sehingga aman dari terjangan atau serangan obat. Parasit plasmodium bersembunyi dan sewaktu-waktu dapat kembali berkembang biak dan kembali menginfeksi sel darah merah. Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan malaria sebagian besar dapat pula digunakan
untuk pencegahan penyakit malaria. Obat-obatan ini akan menjadi lebih bermanfaat dan efektif apabila digunakan untuk pencegahan, karena parasit akan langsung dapat dimatikan oleh obat sebelum sampai ke sistem hati (liver) manusia dan bersembunyi di sana. Penanganan dan pengobatan malaria umumnya menggunakan beberapa macam obat yaitu klorokuin, primakuin, dan quinacrine. Obat-obatan ini menyerang parasit malaria dalam darah dan hati (liver) dapat merusakan sel hati yang sehat, sehingga kurang baik dan dapat membawa efek samping yang buruk pada pasien jika digunakan dalam dosis berat atau dalam waktu yang panjang.
Obat malaria yang paling sering digunakan di Indonesia untuk menagani dan mengobati malaria adalah primakuin dan klorokuin.
Primakuin umumnya digunakan pada pasien positif malaria vivax atau ovale dengan dosis 1 kali per hari selama 14 hari berturut-turut, sedangkan klorokuin lebih banyak digunakan untuk mengatasi malaria falciparum dengan dosis 2,5 gram yang dibagi selama 3 hari (1 gram penggunaan awal disusul dengan 500mg per 24 jam.

Pengobatan dengan menggunakan Kina sering digunakan untuk mengobati malaria atau juga kombinasi antara 2 parasit misalnya falciparum dan vivax, dengan dosis 650g per hari selama 7 hari berturut-turut. Efek samping dari Kina adalah mengganggu pendengaran bahkan dapat merusak pendengaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar